21/03
Tantangan yang Kerap Muncul Saat Investasi Properti
Bisnis investasi properti di Indonesia memiliki tantangan dalam pelaksanaannya, mulai dari faktor internal maupun eksternal.
Investasi properti merupakan salah satu investasi yang sangat menjanjikan bagi masyarakat. Meskipun begitu bukan berarti investasi ini tidak memiliki tantangan dan hambatan dalam pelaksanaannya. Tantangan tersebut bisa saja karena faktor internal seperti masalah permodalan dan pemilihan lokasi oleh investor hingga faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah. Berikut tantangan yang kerap muncul saat berinvestasi properti di Indonesia dan perlu Anda simak.
Perubahan harga
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan harga properti. Semisalnya adalah perkembangan infrastruktur dan pertumbuhan area bisnis, hingga semakin padatnya populasi di suatu daerah. Dari hari ke hari harga properti ini terus mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Perubahan harga pun terjadi secara cepat, bisa saja semisalnya kenaikannya hari ini mencapai 20% bulan atau tahun berikutnya bisa mencapai hingga 50%.
Selain dipengaruhi oleh kedua faktor di atas, kenaikan dan perubahan harga ini juga dipengaruhi oleh kenaikan harga material. Faktor berikutnya adalah tingkat suku bunga dalam periode tertentu. Maka dari itu, Anda sebaiknya membeli properti saat harganya rendah kemudian bisa menyewakan atau menjualnya kembali di kemudian hari di saat harga properti stabil atau sedikit mengalami peningkatan.
Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah juga memiliki andil besar dalam hal tantangan investasi properti di Indonesia. Salah satunya adalah mengenai kebijakan perpajakan, karena dalam investasi properti akan dikenai beban pajak seperti PBB, PPN, PPh maupun PPnBm. Semakin tinggi pajak yang dikeluarkan, membuat harga properti semakin melambung.
Kebijakan berikutnya adalah terkait masalah perizinan. Setiap daerah memiliki perizinan yang berbeda-beda, ada daerah yang memberikan izin properti secara longgar ada pula yang memberikan izin ketat. Pada daerah berizin ketat tersebut biasanya investor akan enggan berinvestasi karena sistem birokrasinya yang cukup rumit. Terlebih memasuki tahun politik seperti saat ini, para investor besar bisa saja cenderung menunggu untuk siapa yang akan menjadi kepala negara berikutnya dalam investasi properti.
Lokasi yang kurang strategis
Tidak bisa dipungkiri lagi, lokasi memang sebagai faktor utama penentu sukses tidaknya investasi properti. Lokasi strategis seperti dekat fasilitas umum inilah yang semakin diminati, namun Anda harus bergerak cepat untuk mendapatkannya karena semakin banyak peminatnya biasanya akan semakin cepat laku. Berdasarkan Property Market Outlook 2019 seperti dilansir dari Tempo.co, sebanyak 69% responden menyebutkan jika hunian yang ideal adalah dekat dengan sarana transportasi umum seperti halte dan stasiun.
Untuk itulah Anda perlu melakukan survei terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memilih lokasi yang tepat. Sebaiknya pula Anda jangan langsung tergiur harga murah yang ditawarkan oleh agen properti atau broker. Hal tersebut bisa saja terjadi agen tersebut menjual properti dengan harga murah karena lokasinya yang kurang strategis, bila lokasi kurang strategis maka calon penyewa atau pembeli akan berpikir dua kali untuk memilih unit Anda.
Modal awal
Modal adalah satu dari sekian tantangan yang dihadapi oleh investor saat ingin berinvestasi properti. Tidak jarang pemilik properti mematok harga yang mahal, sehingga investor pun perlu berpikir panjang untuk menyewa atau membeli kembali properti tersebut. Sebenarnya, permasalahan modal ini bisa Anda atasi apabila jeli melihat situasi.
Contohnya saja, Anda bisa memilih lokasi dan properti dengan harga yang cukup murah tetapi memiliki potensi yang sangat besar di masa mendatang. Jika Anda ragu untuk mengambil keputusan meminjam modal atau tidak, hal ini bisa Anda konsultasikan dengan broker maupun konsultan properti yang sudah ahli dan berpengalaman.
Penurunan daya beli masyarakat
Tantangan yang tidak kalah menjadi perhatian bagi investor properti adalah penurunan daya beli masyarakat. Contohnya seperti yang terjadi pada kuartal II tahun 2018 lalu. Pada periode tersebut penjualan rumah menurun drastis dari 33.71% di kuartal pertama menjadi minus 17,29% di kuartal kedua seperti dikutip oleh CNN Indonesia.
Penurunan daya beli masyarakat ini, terutama kelas menengah dipengaruhi oleh melonjaknya harga properti dan kenaikan suku bunga yang dinilai terlalu tinggi. Apabila daya beli masyarakat menurun, maka bisa dipastikan bisnis investasi properti akan sedikit terganggu.
Itulah beberapa tantangan yang kerap muncul ketika berinvestasi properti. Semoga dengan ulasan di atas, bisa membuat Anda semakin bijak dalam berinvestasi properti di kemudian hari dan lebih siap menghadapi tantangan tersebut.